Siaran Pers

Curah Hujan Ekstrem di DKI Jakarta, Genangan Mampu Tertangani Dengan Cepat

Siaran Pers Nomor: 2882/SP-HMS/01/2022, Diskominfotik DKI Jakarta

UPT PDIK Rabu, 19 Januari 2022
Curah Hujan Ekstrem di DKI Jakarta, Genangan Mampu Tertangani Dengan Cepat
Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta dalam menghadapi cuaca ekstrem

JAKARTA - Intensitas dan curah hujan yang terjadi merata di seluruh wilayah DKI Jakarta selama periode 18 Januari (pukul 07.00 WIB) - 19 Januari (pukul 07.00 WIB) masuk kategori ekstrem, yaitu lebih dari 150 mm per hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat intensitas curah hujan harian mencapai 204 mm/hari di Stasiun Meteorologi Kemayoran. Ini menjadi curah hujan tertinggi di Jakarta selama periode November 2021-18 Januari 2022.

 

Sebagian besar wilayah Jabodetabek termasuk wilayah yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada periode Januari ini. BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah Jabodetabek.

 

Curah hujan ekstrem ini berdampak terhadap genangan air di beberapa titik. Namun, Pemprov DKI Jakarta siaga dan tanggap menangani titik-titik tergenang akibat curah hujan ekstrem ini dengan cepat. Upaya-upaya Pemprov DKI Jakarta yang sudah dan terus dilakukan sampai saat ini juga turut berkontribusi cepat surutnya genangan-genangan di beberapa titik.

 

Tertangani Cepat

Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Sabdo Kurnianto, mengatakan, cuaca yang ekstrem ditambah peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum (ROB) membuat beberapa wilayah di DKI Jakarta tergenang. Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, update info genangan hingga pukul 18.00 WIB (19/1), terdapat 77 RT atau 0,253% dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta dengan ketinggian genangan berkisar antara 40-85 cm dan jumlah pengungsi sebanyak 1.194 jiwa dari 310 KK.

 

“BPBD sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk para pengungsi, seperti makanan, perlengkapan bayi, selimut, obat-obatan, masker, hand sanitizer, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh pengungsi. Bersama dengan pihak kelurahan setempat, PPSU, Dinas SDA, Satpol PP, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), kami secara siaga dan tanggap membantu pengungsi dan menangani genangan,” kata Sabdo, Rabu    (19/1).

 

Berdasarkan adanya informasi fase bulan purnama yang menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum ini berpotensi menyebabkan banjir pesisir atau rob pada pukul 07.00 WIB - 12.00 WIB selama 14 – 20 Januari 2022. Potensi banjir rob, menurutnya, kemungkinan terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Pademangan, Penjaringan, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Kepulauan Seribu.

 

“BPBD juga telah mengingatkan kepada warga Jakarta agar waspada terhadap banjir pesisir. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga  untuk  mengantisipasi  dampak  dari  pasang  maksimum  air  laut  dan  memerhatikan  peringatan  dan  cuaca  maritim  dari  BMKG,” imbuhnya.

 

Dudi Gardesi, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, menuturkan bahwa genangan-genangan yang masih ada di beberapa titik sedang ditangani oleh personel gabungan Pemprov DKI yang ditargetkan akan surut dalam waktu cepat.

 

“Ada 448 personel yang dikerahkan dan 119 pompa mobile yang digunakan dalam penanganan banjir pada 18 Januari. Sebagai tindak lanjut, kami juga terus memantau perkembangan genangan/banjir dan tinggi muka air di pintu-pintu air,” kata Dudi.

 

Harus Waspada

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memprediksi curah hujan ekstrem ini akan melanda Jakarta dan sekitarnya hingga 25 Januari

2022  sejalan  dengan  aktivitas  angin  permukaan  dari  utara  yang  sangat  kuat  melintasi  ekuator  yang  disebut  dengan  fenomena  Cross- Equatorial Northerly (CENS).

 

Peneliti Cuaca BRIN Erma Yulihastin mengatakan, selain pada periode Januari 2022, potensi cuaca ekstrem masih akan meningkat pada Februari 2022. Hal ini disebabkan fenomena saat ini terjadi secara submusim, bukan dalam skala musim.

 

“Ansitipasinya  [menghadapi  cuaca  ekstrem]  harus  dipersiapkan  jangan  hanya  untuk  bulan  Januari  saja.  Sebab,  Februari  diprediksi gelombang lebih kuat,” tuturnya.

 

Menurutnya, mitigasi atas cuaca ekstrem harus dilakukan sejak dini. Saat ini, lanjutnya, masyarakat harus waspada karena hujan saat ini bersifat sporadis dengan intensitas sangat deras.

 

Fenomena tersebut diperkirakan berlangsung hingga April 2022, sehingga pada Mei cuaca akan drop langsung menjadi kemarau. Erma mengatakan ada potensi masuk ke musim kering yang lebih kering karena efek El Nino pada Mei 2022. “Sekarang waktunya menyimpan air untuk mengantisipasi kekeringan. Baik untuk para petani maupun masyarakat pada umumnya,” ujarnya.

 

Pemprov DKI mengimbau kepada masyarakat saat hujan turun untuk dapat memantau informasi terkini mengenai wilayah terdampak banjir dan genangan melalui link https://pantaubanjir.jakarta.go.id/peta-banjir-berbasiskan-rt, aplikasi JAKI, maupun akun twitter @BPBDJakarta. Perkembangan terkini wilayah terdampak banjir dan genangan akan diperbarui setiap tiga jam. Hubungi Call Center Jakarta Siaga 112 apabila membutuhkan bantuan lebih lanjut.